Senin, 17 Juni 2013

PENDIDIKAN DI JERUJU BESAR



Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Demikian pula warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. Sekolah yang gratis masih menjadi harapan anak-anak yang sulit mendapatkan akses pendidikan. 
Di desa Jeruju Besar kec. Sui. Kakap Kab. Kubu Raya pernah ada sekolah gratis dibawah yayasan
Proklamasi 1945 yang dibuka pada tahun 2003, sekolah yang satu atap SMP dengan SMA itu menjadi harapan masyarakat yang tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka. Anak – anak  yang melanjutkan pendidikan di sekolah Proklamasi itu berasal dari beberapa desa di kec. Sui.Kakap seperti desa  Sui. Itik, Sui.Kupah dan Sui.Udang. Selain warga di kec. Sui. Kakap, warga di luar daerah tersebut juga bersekolah di sekolah yang gratis itu.
Hadirnya sekolah gratis sangat membantu para orangtua dalam meringankan tanggung jawab mereka. Sekolah yang mempunyai fasilitas yang lengkap dan layak mungkin hanya bisa dirasakan oleh anak-anak di kota sedangkan di desa hanya mempunyai gedung sekolah,papan tulis, serta kursi dan meja belajar sudah cukup bagi mereka untuk melaksanakan kegiatan belajar. Tak ada kipas angin di dalam kelas, tak ada perpustakaan dan tak ada lab komputer. Tenaga pengajar pun tak harus sarjana, asal mempunyai keinginan yang kuat untuk mengabdi serta ulet sudah bisa menjadi tenaga pengajar. Itulah gambaran pendidikan yang masih sulit diakses.
Hanya keinginan yang kuat bagi anak desa untuk mendapatkan pendidikan, tidak ada istilah pilih-pilih sekolah favorit karena memang tidak ada kemampuan biaya untuk itu.Sekolah yang dibuka pada tahun 2003 itu sengaja ditutup oleh pihak yayasan salah satu faktornya dikarenakan kekurangan SDM dan para donatur serta tidak memiliki gedung sendiri. Itulah yang menyebabkan penutupan sekolah yang tenaga pengajarnya juga berasal dari beberapa alumni yang mengabdi tanpa imbalan, namun prestasi yang dicapai oleh siswanya cukup gemilang. Agus Hernudin (21 ) mahasiswa FKIP ekonomi  angkatan 2010, ia adalah salah satu alumni  SMAS PROKLAMASI 1945  yang berperestasi dalam mata pelajaran pendidikan ekonomi. Pada saat itu ia mendapat juara satu olimpiade tingkat kabupaten Kubu Raya. 
Pada saat penutupan sekolah Sabtu malam (2/6 )  ia juga menyampaikan harapannya agar para alumni suatu saat nanti bisa kembali membangun sekolah gratis. SMP – SMA PROKLAMASI 1945 sangat berjasa dalam mengurangi angka anak yang putus sekolah di daerah tersebut sebelum berdirinya SMPN 9 yang berdiri pada tahun 2007 dan SMAN 2 Sui. Kakap yang berdiri pada tahun 2010. Jumlah anak-anak yang putus sekolah karena kesulitan biaya di daerah tersebut masih bertambah walaupun dengan didirikannya SMPN 9 dan SMAN 2 Sui. Kakap

                                                                   By:Musyriqoh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar