Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan
nasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu. Bahkan warga negara yang memiliki kelainan
fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus. Demikian pula warga negara di daerah terpencil atau
terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan
layanan khusus. Sekolah yang gratis masih menjadi harapan anak-anak yang sulit
mendapatkan akses pendidikan.
Di desa Jeruju Besar kec. Sui. Kakap Kab. Kubu Raya
pernah ada sekolah gratis dibawah yayasan
Proklamasi 1945 yang dibuka pada tahun 2003, sekolah yang satu atap SMP dengan SMA itu menjadi harapan masyarakat yang tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka. Anak – anak yang melanjutkan pendidikan di sekolah Proklamasi itu berasal dari beberapa desa di kec. Sui.Kakap seperti desa Sui. Itik, Sui.Kupah dan Sui.Udang. Selain warga di kec. Sui. Kakap, warga di luar daerah tersebut juga bersekolah di sekolah yang gratis itu.
Proklamasi 1945 yang dibuka pada tahun 2003, sekolah yang satu atap SMP dengan SMA itu menjadi harapan masyarakat yang tidak mempunyai biaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka. Anak – anak yang melanjutkan pendidikan di sekolah Proklamasi itu berasal dari beberapa desa di kec. Sui.Kakap seperti desa Sui. Itik, Sui.Kupah dan Sui.Udang. Selain warga di kec. Sui. Kakap, warga di luar daerah tersebut juga bersekolah di sekolah yang gratis itu.
Hadirnya sekolah gratis sangat membantu para orangtua
dalam meringankan tanggung jawab mereka. Sekolah yang mempunyai fasilitas yang
lengkap dan layak mungkin hanya bisa dirasakan oleh anak-anak di kota sedangkan
di desa hanya mempunyai gedung sekolah,papan tulis, serta kursi dan meja
belajar sudah cukup bagi mereka untuk melaksanakan kegiatan belajar. Tak ada
kipas angin di dalam kelas, tak ada perpustakaan dan tak ada lab komputer.
Tenaga pengajar pun tak harus sarjana, asal mempunyai keinginan yang kuat untuk
mengabdi serta ulet sudah bisa menjadi tenaga pengajar. Itulah gambaran
pendidikan yang masih sulit diakses.
Hanya keinginan yang kuat bagi anak desa untuk
mendapatkan pendidikan, tidak ada istilah pilih-pilih sekolah favorit karena
memang tidak ada kemampuan biaya untuk itu.Sekolah yang dibuka pada tahun 2003
itu sengaja ditutup oleh pihak yayasan salah satu faktornya dikarenakan
kekurangan SDM dan para donatur serta tidak memiliki gedung sendiri. Itulah
yang menyebabkan penutupan sekolah yang tenaga pengajarnya juga berasal dari
beberapa alumni yang mengabdi tanpa imbalan, namun prestasi yang dicapai oleh
siswanya cukup gemilang. Agus Hernudin (21 ) mahasiswa FKIP ekonomi
angkatan 2010, ia adalah salah satu alumni SMAS PROKLAMASI 1945
yang berperestasi dalam mata pelajaran pendidikan ekonomi. Pada saat itu ia
mendapat juara satu olimpiade tingkat kabupaten Kubu Raya.
Pada saat penutupan sekolah Sabtu malam (2/6 )
ia juga menyampaikan harapannya agar para alumni suatu saat nanti bisa kembali
membangun sekolah gratis. SMP – SMA PROKLAMASI 1945 sangat berjasa dalam
mengurangi angka anak yang putus sekolah di daerah tersebut sebelum berdirinya
SMPN 9 yang berdiri pada tahun 2007 dan SMAN 2 Sui. Kakap yang berdiri pada
tahun 2010. Jumlah anak-anak yang putus sekolah karena kesulitan biaya di
daerah tersebut masih bertambah walaupun dengan didirikannya SMPN 9 dan SMAN 2
Sui. Kakap
By:Musyriqoh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar