Selasa, 19 April 2022

 

PERANAN GURU DALAM PENINGKATAN KARAKTER DISIPLIN DAN SOPAN SANTUN SISWA KELAS IV

 

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Terkait rendahnya mutu pendidikan karakter, yaitu melemahnya nilai-nilai karakter siswa di sekolah yang masih menjadi urgensi bagi para pendidik, terutama nilai disiplin dan sopan santun siswa kepada guru. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan perilaku disiplin dan sopan santun siswa.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Peranan Guru

Menurut Rusman (2014:58) proses pembelajaran merupakan suatu proses serangkaian perbuatan yang dilakukan oleh guru dan siswa yang didalamnya mengandung hubungan timbal balik dalam pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses tersebut, terkandung berbagai peranan dari guru. Peranan guru meliputi banyak hal, yaitu guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencanaan pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator.

Guru sangat berperan dalam pembentukan perkembangan siswa untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Oleh karena itu guru harus berpacu dalam pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh siswa, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal (Mulyasa, 2017:35).

Berdasarkan pendapat para ahli, peranan guru merupakan perilaku dan tindakan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai guru untuk mengembangkan potensi siswa pada pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan, oleh karena itu pembelajaran tidak lepas dari peranan guru. Dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan siswa, guru memiliki peran dan fungsi sangat penting untuk membentuk kepribadian siswa, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa. Peranan guru meliputi guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu, model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa cerita, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, serta kulminator.

Adapun peranan guru adalah sebagai berikut :

a. Pendidik

Guru merupakan pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.

b. Pengajar

Peranan guru sebagai pengajar yaitu guru membantu siswa yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan siswa dengan

guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Apabila faktor-faktor tersebut dipenuhi, maka melalui pembelajaran siswa dapat belajar dengan baik.

c. Pembimbing

Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, dan menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan serta kemampuan siswa. Diperlukan adanya kerjasama yang baik antara guru dengan siswa untuk melakukan semua hal tersebut, namun dalam aspek setiap perjalanan yang memberikan pengaruh utama yaitu guru. Guru juga mempunyai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya.

Guru sebagai pembimbing hendaknya dapat membimbing siswa untuk mematuhi tata tertib yang ada di sekolah. Misalnya, ketika ada siswa yang melanggar tata tertib mengenai kedisiplinan siswa, maka guru hendaknya memberikan pengarahan yang baik kepada siswa tersebut agar tidak mengulangi pelanggaran yang telah dilakukan dan memahami bahwa siswa harus mematuhi tata tertib yang ada agar pembelajaran yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik.

d. Penasehat

Meskipun guru tidak mempunyai ketrampilan khusus sebagai penasehat dan tidak berharap dapat menasehati orang dalam berbagai hal, namun guru merupakan seorang penasehat bagi siswa, bahkan bagi orang tua ketika siswa berada di sekolah. Guru harus memahami psikologi kepribadian dan pengetahuan kesehatan mental agar guru sadar akan perannya sebagai orang yang dipercaya dan penasehat bagi siswa. Karena siswa senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Misalnya, ketika ada siswa yang sopan santunnya kurang seperti mengejek siswa lainnya, maka guru hendaknya dapat menasehati siswa tersebut agar tidak mengejek siswa lainnya karena hal itu dapat menyakiti hati orang lain.

e. Model dan Teladan

Guru merupakan model dan teladan bagi siswa dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru. Ketika guru tidak mau menerima dirinya sebagai teladan bagi siswa, maka akan mengurangi keefekifan proses pembelajaran. Karena menjadi teladan merupakan sifat dasar dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebagai model dan teladan, apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan siswa serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggapnya atau mengakuinya sebagai guru.

f. Komunikator

Peran guru sebagai komunikator menyangkut proses penyampaian informasi baik kepada dirinya sendiri, kepada siswa, kepada atasan, kepada orang tua siswa dan kepada masyarakat pada umumnya. Komunikasi kepada siswa merupakan peran yang sangat strategis, karena sepandai apa pun seseorang manakala dia tidak mampu berkomunikasi dengan baik pada

siswa maka proses belajar mengajar akan kurang optimal. Komunikatif yang edukatif pada siswa akan mampu menciptakan hubungan yang harmonis.

g. Pengembang Keterampilan Diri

Guru harus mengembangkan keterampilan pribadinya dengan terus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena jika tidak demikian maka guru akan ketinggalan zaman dan mungkin pada akhirnya akan sulit membawa dan mengarahkan siswa kepada masa dimana dia akan menjalani kehidupan.

h. Mediator dan Fasilitator

Guru sebagai mediator, hendaknya mempunyai ilmu dan pemahaman tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi yang dapat mengefektifkan proses pembelajaran. Media pendidikan ini sangat diperlukan karena dapat melengkapi keseluruhan bagian pembelajaran untuk mencapai keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.

Sebagai mediator, guru juga menjadi perantara hubungan antar manusia. Untuk itu, guru harus terampil dalam menggunakan pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru yaitu mendorong berlangsungnya perbuatan sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi diri sendiri, dan menambah hubungan yang positif dengan siswa. Sebagai fasilitator, guru mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna untuk menunjang pencapaian tujuan dan proses pembelajaran, baik yang merupakan narasumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.

i. Evaluator

Setiap kali proses belajar mengajar, guru hendaknya menjadi evaluator yang baik. Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Penilaian perlu dilakukan karena dalam penilaian, guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, serta ketetapan metode mengajar yang digunakan.

Berdasarkan pendapat Rusman (2014) dan Mulyasa (2017) mengenai peranan guru, ada 4 indikator yang diteliti peneliti yaitu peranan guru sebagai pengajar, pembimbing, penasehat, model dan teladan, serta mediator dan fasilitator.

B.     Peranan Guru dalam Peningkatan Karakter Disiplin Siswa Kelas

Peran guru dalam mengembangkan karakter disiplin siswa, yaitu dengan memberikan motivasi sebelum dan sesudah proses pembelajaran, serta dorongan terhadap siswa agar terus disiplin dan semangat dalam belajar, serta juga dengan memberikan penguatan baik yang bersifat positif. Mengadakan pendekatan personal terhadap siswa yang bermasalah dalam disiplin.

Memberikan keyakinan pada siswa bahwa disiplin individu itu penting untuk keberhasilan sekolah dan pengembangan kepribadian yang baik.

Peningkatan kedisiplinan siswa terbentuk melalui kebiasaan melaksanakan tata tertib yang diberikan oleh guru kepada siswa baik tertulis maupun lisan.

 

C.     Peranan Guru dalam Peningkatan Sopan Santun Siswa Kelas

Menurut Sukini (2016:72), proses pembentukan karakter sopan santun dapat diterapkan di sekolah dengan cara membuat desain skenario pembiasaan sopan santun. Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru sebagai berikut.

a. Guru sebagai model yaitu memberikan contoh sikap dan santun. Dengan contoh yang diberikan oleh guru, maka siswa akan dengan mudah menirunya sehingga guru dapat dengan mudah menanamkan sikap sopan santun.

b. Guru dapat mengintegrasikan tingkah laku sopan santun dalam setiap mata pelajaran, sehingga perkembangan siswa tidak hanya menjadi beban guru agama, pendidikan moral Pancasila, dan guru BK.

c. Guru agama, guru pendidikan moral Pancasila, dan guru BK dapat melakukan pembiasaan yang dikaitkan dalam penilaian secara afektif. Penilaian pencapaian kompetensi dalam 3 mata pelajaran ini hendaknya difokuskan pada pencapaian kompetensi afeksit. Sedangkan kompetensi kognitif hanya sebagai pendukung penilaian secara afektif.

d. Melalui pembelajaran gerak tari yang dicontohkan oleh guru seni tari Jawa kepada siswa, maka sopan santun siswa akan dapat dibiasakan. Berdasarkan pengalaman salah seorang penari terbukti bahwa gerakan dalam seni tari dapat dijadikan sebagai media pembelajaran perilaku sopan santun.

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

1.      Peranan guru yaitu guru kelas sebagai pembimbing, guru kelas sebagai penasehat, guru kelas sebagai model dan teladan, serta guru kelas sebagai mediator dan fasilitator terkait dengan kedisiplinan dan sopan santun siswa.

2.      Peran guru dalam mengembangkan karakter disiplin siswa, yaitu dengan memberikan motivasi sebelum dan sesudah proses pembelajaran, serta dorongan terhadap siswa agar terus disiplin dan semangat dalam belajar.

3.      Peranan guru dalam meningkatkan sopan santun siswa yaitu guru sebagai pembimbing dan teladan memberikan contoh yang baik kepada siswa.

 

Referensi

Aminah, S. (2019). Peranan Guru Dalam Peningkatan Karakter Disiplin Dan Sopan Santun Siswa Kelas IV SDN Karangwono02 KecamatanTambakromo Kabupaten Pati. Universitas Negeri Semarang.

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pkn/article/download/4274/3829#:~:text=Sebagai%20Motivator%2C%20peran%20guru%20dalam,penguatan%20baik%20yang%20bersifat%20positif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar